Sebanyak 75 persen orang Indonesia sangat antusias terhadap pemanfaatan produk dan layanan berbasis AI karena dianggap dapat mempercepat tugas dan pekerjaan.[1] AI juga akan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDB. Laporan menyatakan kontribusi AI terhadap PDB akan mencapai US$366 miliar pada tahun 2030.[2]
Ketersediaan talenta digital yang mahir AI memang belum bisa mencukupi permintaan yang ada.[3] Kekurangan talenta digital yang mahir AI ini melengkapi kekurangan 9 juta talenta digital yang mahir di bidang informasi, komunikasi, dan teknologi (TIK), hingga 2030. Setidaknya Indonesia membutuhkan lahirnya 600 ribu talenta digital baru setiap tahunnya.
Di Indonesia, tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital tingkat lanjutan, baru 1% dari total angkatan kerja.[4] Sebanyak 50% dari angkatan kerja nasional baru memiliki keterampilan digital tingkat dasar dan menengah. Di sisi lain, 60% guru ternyata memiliki keterbatasan kemampuan dalam bidang TIK, yang membuat proses belajar mengajar menjadi sulit berkembang.
Untuk mendorong terciptanya sumber daya manusia yang memiliki keterampilan digital, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2022 tentang revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi. Diharapkan, pendidikan vokasi di Tanah Air dapat meningkatkan daya saing lulusannya di lapangan kerja, dan memastikan kualitas dan kompetensi generasi muda di pasar tenaga kerja domestik dan/atau internasional.
Sebagai pelopor program pendidikan untuk mencetak talenta-talenta digital muda sejalan dengan tujuan pemerintah, Samsung melanjutkan program Samsung Innovation Campus (SIC), yang tahun ini memasuki batch 5. SIC hadir untuk mendukung anak muda mengembangkan pengetahuan digital di bidang AI, IoT, dan Coding & Programming melalui program pelatihan formal, termasuk di dalamnya pelatihan soft skill & career development. Di akhir program, para peserta akan membuat prototipe produk teknologi yang menjawab permasalahan sehari-hari di sekitar mereka.
Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, Ennita Pramono, mengatakan dengan berkembangnya teknologi AI, kebutuhan talenta digital yang memiliki keterampilan AI meningkat signifikan saat ini. “AI telah memungkinkan industri menciptakan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kehidupan. Melalui Samsung Innovation Campus, kami mempersiapkan talenta-talenta muda Indonesia dengan keterampilan AI, agar mereka memiliki daya saing tinggi di tengah kebutuhan yang ada. Program ini juga akan membekali guru-guru dan dosen dengan kemahiran TIK untuk mengembangkan proses belajar mengajar yang lebih berkualitas,” kata Ennita.
Winner Jihad Akbar, Direktur SMA – Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia menyambut kelanjutan program SIC tahun ini. “Kami senang Samsung Innovation Campus juga berfokus pada kemahiran AI siswa. Dengan keterampilan AI, siswa diharapkan semakin kreatif dan bernalar kritis, sehingga lebih mudah mengidentifikasi, menganalisis dan menemukan solusi permasalahan disekitarnya. Hal ini sejalan dengan visi Kemendikbudristek membentuk siswa yang memiliki karekter Profil Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Program ini juga dapat menjadi salah satu wadah untuk mempersiapkan siswa-siswi SMA sederajat dan mahasiswa memiliki keterampilan digital yang sangat dibutuhkan industri, sehingga menjadi bekal yang berharga bagi mereka dalam melanjutkan studi maupun berkarier di masa yang mendatang”.
Muhammad Ali Ramdani, Direktur Jendral Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia mengapresiasi diselenggarakannya kembali SIC yang telah memberikan kesempatan yang sama kepada siswa-siswi dan guru-guru madrasah untuk diperlengkapi dengan keterampilan abad 21. Dimana tahun ini juga menambah jangkauan manfaat program kepada mahasiswa/i dan para dosen Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). “SIC menjadi ajang pendidikan yang sangat ditunggu. Ditambah dengan pengayaan keahlian di bidang AI, kami percaya siswa-siswi madrasah dan mahasiswa kelak dapat menciptakan inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat”.
Saat ini SIC Batch 5 2023/2024 telah memasuki fase pendaftaran sampai 31 Januari 2024 untuk siswa SMA/MA sederajat dan Mahasiswa (D3-S1) aktif. Karena tahun ini pertama kalinya Mahasiswa dilibatkan, maka ada tambahan waktu pendaftaran hingga 11 Februari 2024. Bagi yang berminat silakan mendaftar di https://program.skilvul.com/samsung-innovation-campus-batch-5-20232024. Pendaftaran ini terbuka bagi pelajar SMK binaan program STI Samsung di kelas 10-11 (3 tahun akademik) dan kelas 11-12 (4 tahun akademik), siswa SMA dan MA sederajat di kelas 10 dan 11, serta untuk pertama kalinya dibuka juga untuk mahasiswa D3/S1 yang masih aktif dari berbagai universitas dan politeknik di seluruh Indonesia. Khusus untuk mahasiswa, kurikulum SIC ini dapat dikonversi menjadi jam kuliah yang difasilitasi oleh Kemendikbud melalui program Kampus Merdeka, di mana proses ini dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa yang bersangkutan dan melalui persetujuan kampus.
Setiap tim terdiri dari 4 anggota dari sekolah yang sama. Untuk kategori SMA (setara) wajib didampingi satu guru yang ditunjuk dari sekolah. Tiap sekolah boleh mendaftarkan lebih dari 1 kelompok dan satu guru maksimal mendampingi maksimal 12 siswa (3 kelompok). Seluruh peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian program SIC Batch 5 yang akan digelar selama 6 bulan, mulai dari Februari hingga Juli 2024.
SIC Batch 5 memberikan pelatihan baru yang belum pernah dilakukan pada batch sebelumnya, yaitu AI Course yang terdiri dari data science & AI, probability & statistic, machine learning, dan deep learning. SIC Batch 5 juga menggelar program Training of Trainer. Walau didedikasikan untuk para guru, program ini diharapkan mendorong pelajar & mahasiswa lulusan Samsung Innovation Campus dapat menjadi agen digital mengajarkan di lingkungannya.
Selain AI Course, SIC Batch 5 ini juga akan memberikan pelatihan soft skills & career development sebagai tambahan pelatihan baru pada program ini. Yang mana kami harapkan bahwa para peserta juga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan memasuki dunia industri. Pelatihan yang diberikan antara lain adalah peer review, business mindset for entrepreneur, CV & interview preparation, pitching preparation, creative problem solver, technical test preparaton, managing group dynamic dan career discovery in tech.
Seluruh peserta yang mengikuti program SIC Batch 5 akan mendapatkan sertifikat dari Samsung sebagaimana batch-batch sebelumnya, dengan syarat dan kondisi yang ditentukan seperti penilaian keikutsertaan pelatihan, absensi, pengumpulan tugas, dan lain sebagainya pada masing-masing tahap pelatihan yang tersedia. Sementara khusus bagi seluruh pemenang program akan mendapatkan tambahan sertifikat dari institusi yang memiliki akreditasi internasional.
Program SIC Batch 1-4 telah menghasilkan 5.919 alumni murid dan 642 guru dari 341 sekolah di seluruh Indonesia. SIC Batch 5 menargetkan ada lebih dari 2.000 pendaftar yang akan lolos dari logic test dimana semua yang lolos logic test tersebut dapat mengikuti pelatihan Coding & Programming dengan Bahasa Phyton. Setelah pembelajaran Coding & Programming, tahap pembelajaran berikutnya yaitu IoT dan AI Bootcamp dimana akan terpilih 500 pelajar (kategori SMA, SMK & MA) dan 500 mahasiswa (kategori D3, D4 & S1) terbaik untuk mengikuti pelatihan ini hingga akhir.
Dari masing-masing kategori akan diseleksi lagi menjadi 40 tim untuk melaju ke babak semifinal dan dikerucutkan menjadi 10 tim masing-masing untuk melaju ke babak final. Dari tiap kategori, juri akan memilih juara 1,2 dan 3. Sementara publik akan memilih satu tim untuk kategori People Choice Award, berdasarkan video yang paling banyak dipilih.
Lebih lanjut mengenai mengenai Corporate Social Responsibility Samsung, bisa dilihat di http://csr.samsung.com atau dapat mengunjungi news.samsung.com/id.
[1] Data Ipsos Antusiasme Orang Indonesia terhadap AI
[2] Data Kontribusi AI terhadap PDB
[3] McKinsey: Inovasi AI dibatasi oleh Kekurangan Talenta
[4] Data Tenaga Kerja dengan Keterampilan Digital Tingkat Lanjutan