![]()

Kemajuan teknologi smartphone tidak hanya ditentukan oleh seberapa kuat performa prosesor atau seberapa tajam layar yang dimiliki, tetapi juga oleh kemampuan kamera dalam menangkap realitas dengan detail dan akurasi warna setinggi mungkin. Dalam hal ini, Samsung Galaxy S25 Edge hadir dengan pendekatan yang unik menawarkan bodi yang lebih ramping, namun tetap menyematkan teknologi kamera yang sanggup bersaing dengan varian tertinggi di lini S25, yaitu Galaxy S25 Ultra.
Meskipun dikenal sebagai model “Edge”, perangkat ini tidak dirancang sebagai versi kompromi. Justru, teknologi kamera dan fitur-fitur berbasis AI yang ditanamkan menjadikannya salah satu perangkat tercanggih di kelasnya, khususnya dalam hal kemampuan nightography atau fotografi malam hari.
Desain Ramping, Performa Menggigit
Galaxy S25 Edge dikembangkan dengan mengedepankan kesan elegan dan ergonomis. Ketebalan perangkat dijaga tetap tipis, namun struktur materialnya dibuat solid untuk memastikan kenyamanan penggunaan jangka panjang. Desain edge-to-edge pada layar memperkuat estetika futuristik sekaligus memberikan pengalaman visual yang imersif.
Meskipun ukuran fisik lebih ringkas dibandingkan Galaxy S25 Ultra, kualitas hasil tangkapan kameranya tidak bisa dianggap remeh. Penggunaan sensor kamera dengan resolusi tinggi yang ditopang oleh AI Image Signal Processor (ISP) terbaru memungkinkan hasil foto dan video setara flagship.
Nightography: Uji Nyata dalam Kondisi Minim Cahaya
Fitur nightography yang disematkan dalam Galaxy S25 Edge menjadi salah satu keunggulan utama yang sangat menonjol. Dalam berbagai pengujian yang dilakukan di lingkungan malam hari seperti kawasan SCBD, Kota Tua, dan jembatan penyeberangan modern di Jakarta, performa kamera terbukti mampu menangkap pencahayaan rendah dengan hasil yang bersih, minim noise, dan memiliki kontras warna yang akurat.
Sensor kamera utama dibantu oleh algoritma AI untuk menyesuaikan ISO, shutter speed, serta exposure secara otomatis sesuai kondisi sekitar. Bahkan saat pencahayaan sangat minim—misalnya hanya diterangi lampu neon kecil atau cahaya kendaraan—detail seperti tekstur dinding, siluet orang, hingga refleksi air tetap dapat direkam secara utuh dan jernih.
Performa ini dianggap sangat kompetitif jika dibandingkan dengan Galaxy S25 Ultra, yang notabene merupakan model paling premium di kelasnya. Hasil foto dari kedua perangkat jika disandingkan, menunjukkan bahwa perbedaan kualitas sangat minim dan tidak signifikan bagi kebanyakan pengguna harian.
AI yang Aktif di Balik Layar
Salah satu faktor kunci yang membuat hasil foto dan video Galaxy S25 Edge begitu impresif adalah Galaxy AI yang bekerja secara aktif di balik layar. Teknologi ini secara otomatis mengenali skenario pemotretan—baik itu potret wajah, citylight, makanan, hingga lanskap malam—dan melakukan penyesuaian tone warna, keseimbangan cahaya, serta penajaman gambar.
Pengaturan ambience dan tone juga bisa dilakukan secara manual melalui antarmuka One UI 7, memberikan fleksibilitas lebih bagi pengguna yang ingin bereksperimen secara kreatif. Mode ini memungkinkan penyusunan narasi visual yang sesuai dengan suasana hati, bahkan hanya dari satu frame.
Dengan hadirnya AI, pengalaman fotografi tidak hanya disederhanakan, tetapi juga ditingkatkan secara signifikan. Bahkan bagi pengguna awam, hasil akhir yang dihasilkan tetap terlihat profesional.
Kemampuan Zoom dan Crop Tanpa Penurunan Kualitas
Salah satu tantangan dalam fotografi malam hari adalah ketika dilakukan pembesaran gambar atau cropping, kualitas sering kali menurun drastis. Namun, pada Galaxy S25 Edge, tantangan ini berhasil diatasi. Dengan dukungan sensor besar dan perekaman dalam resolusi tinggi (hingga 8K untuk video), gambar tetap tajam bahkan ketika dilakukan pembesaran digital atau pemotongan sebagian frame.
Hal ini memberikan keleluasaan lebih dalam pengolahan gambar, khususnya bagi content creator atau pengguna yang terbiasa mengedit langsung dari perangkat. Proses seperti reframing, zoom pada detail tertentu, atau menciptakan beberapa varian komposisi dari satu gambar, bisa dilakukan tanpa kehilangan kualitas.
Kinerja Ditenagai Snapdragon 8 Gen Elite
Performa perangkat tidak hanya bergantung pada perangkat keras kamera, tetapi juga pada chipset yang mendukung proses pengolahan gambar secara real-time. Di dalam Galaxy S25 Edge, tertanam Snapdragon 8 Gen Elite yang menjadi pusat dari seluruh aktivitas AI, rendering video, pengambilan gambar dalam kondisi ekstrem, serta penghematan daya.
Berkat chipset ini, pemrosesan gambar 8K, preview hasil foto high-res, hingga editing langsung dari perangkat bisa dilakukan dengan lancar tanpa overheating atau lag. Selain itu, performa prosesor ini juga memastikan konsumsi baterai tetap efisien, bahkan ketika digunakan untuk fotografi intensif di malam hari.
Dalam skenario penggunaan real-life, proses pemotretan selama lebih dari 5 jam, termasuk perekaman video dan pengeditan di perangkat, tidak menyebabkan perangkat panas berlebihan. Daya tahan baterai juga tercatat stabil, dengan konsumsi rata-rata lebih hemat dibandingkan perangkat flagship pada umumnya.
Perbandingan Langsung dengan Galaxy S25 Ultra
Jika dibandingkan langsung dengan Galaxy S25 Ultra, sejumlah perbedaan memang tetap ada, terutama dalam hal jumlah lensa dan dukungan zoom optik. Namun, dari sisi hasil akhir, terutama pada foto malam dan video cinematic, Galaxy S25 Edge menunjukkan kualitas yang sangat kompetitif.
Beberapa perbandingan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam kondisi pencahayaan normal dan low-light, hasil foto Edge mampu menyamai Ultra dari segi ketajaman dan akurasi warna. Ini menandakan bahwa perangkat dengan bodi yang lebih tipis tetap bisa bersaing secara kualitas dengan flagship besar.
Bagi pengguna yang menginginkan pengalaman kamera kelas atas tanpa harus membawa perangkat yang berat atau besar, Galaxy S25 Edge jelas memberikan keseimbangan ideal antara portabilitas dan performa.
Fleksibilitas Konten untuk Sosial Media
Kemampuan perekaman dalam format 8K juga membuka kemungkinan baru dalam produksi konten untuk media sosial. Video dapat di-crop dan disesuaikan ke berbagai rasio (9:16, 1:1, atau landscape) tanpa menurunkan kualitas gambar. Proses editing dan export video langsung dari perangkat juga dipermudah oleh antarmuka One UI yang intuitif dan cepat.
Beberapa klip yang dibuat untuk YouTube Shorts dan Instagram Reels dari hasil rekaman Galaxy S25 Edge menunjukkan kualitas sinematik yang sangat tinggi, bahkan saat ditonton melalui layar perangkat lain.
Kesimpulan: Flagship Experience dalam Bodi Lebih Ringkas
Galaxy S25 Edge berhasil membuktikan bahwa performa kamera flagship tidak harus hadir dalam bodi besar dan berat. Dengan pendekatan desain yang lebih ramping dan tetap mengedepankan kemampuan kamera serta nightography unggulan, perangkat ini memberikan solusi sempurna bagi pengguna yang membutuhkan kualitas tanpa kompromi.
Fitur nightography yang kuat, perekaman 8K, teknologi AI yang menyempurnakan hasil, serta efisiensi daya dan kecepatan pemrosesan menjadikan Galaxy S25 Edge sebagai pilihan cerdas—baik untuk pengguna kasual, traveler, maupun content creator profesional.
Bagi mereka yang mencari kamera setara flagship dalam desain lebih ringan dan mudah dibawa ke mana-mana, Galaxy S25 Edge bisa dianggap sebagai definisi baru dari “kelas atas yang fleksibel”.







